Selasa, 09 Juli 2013

perawatan pelatuk by om kicau


Perawatan burung pelatuk untuk masteran

Bagi penggemar burung, khususnya murai batu, program pemasteran merupakan kebutuhan tambahan yang perlu diberikan kepada gacoannya, selain pakan utama, extra fooding (EF), dan perawatan hariannya. Burung yang kicauannya penuh dengan suara imitasi dari burung masteran ini memang memiliki daya tarik tersendiri jika kaya isian dan bisa dibawakan dengan gayanya sendiri. Salah satu masteran yang cocok untuk isian murai batu adalah burung pelatuk. Nah, bagaimana perawatan burung pelatuk untuk masteran?
Burung pelatuk memiliki karakter suara yang mirip dengan cililin. Suara kicauannya bahkan bisa menjadi sangat rapat jika pelatuk tersebut sudah rajin berkicau atau sudah gacor.
Di Indonesia terdapat beragam jenis  burung pelatuk (cek detailnya di sini) yang tersebar di berbagai daerah. Salah satu spesies yang banyak dicari orang adalah pelatuk bawang atau pelatuk besi (Dinopium javanense). Burung ini dicari bukan untuk tujuan dipelihara maupun sebagai burung master, melainkan sebagai salah satu syarat dalam ritual tertentu.
salah satu jenis pelatuk yang banyak dipelihara
Pelatuk bawang / pelatuk besi (Dinopium javanense) paling banyak dicari.
Adapun spesies burung pelatuk yang kerap dijadikan masteran adalah pelatuk besi dan pelatuk ulam. Spesies ini terkenal karena suaranya yang tajam.
Pelatuk ulam atau caladi ulam
Burung pelatuk ulam atau caladi ulam
Perawatan burung pelatuk
Sangkar besi
Sangkar besi
Dalam perawatannya, burung pelatuk tidak bisa disimpan dalam sangkar harian berbahan bambu atau kayu. Sebab, sesuai dengan namanya, pelatuk memiliki kebiasaan senang mematuk-matuk material dari kayu maupun bambu,
Sangkar yang digunakan sebaiknya terbuat dari besi, misalnya sangkar yang sering digunakan untuk lovebird maupun parkit.
Karena mematuk-matuk merupakan karakter alami burung ini, maka di dalam sangkar perlu disediakan batang pohon yang bisa dijadikan pelampiasan kebiasaannya.
Sebuah batang pohon bisa diletakkan secara vertikal di dalam sangkar. Batang pohon ini sekaligus berfungsi sebagai tempat bertengger dan tidurnya.
Pelatuk memang tidak biasa diberikan tenggeran sebagaimana burung kicauan lainnya. Di alam liar, mereka aktif merayap di batang-batang pohon untuk mencari larva serangga yang tersembunyi di balik kulit pepohonan.
Makanan yang diberikan sehari-hari adalah voer kasar dan serangga seperti jangkrik, kroto, ulat hongkong, serta jenis serangga lainnya. Burung ini bisa secara mendadak rajin bunyi jika merasa lapar atau justru setelah kekenyangan.
Serangga seperti jangkrik bisa diberikan dalam jumlah secukupnya saja, karena burung pelatuk ini juga sangat rakus jika diberikan pakan serangga. Kroto bisa diberikan setiap pagi, dengan porsi 1 sendok teh dan diletakkan dalam cepuk terpisah.
Kroto yang diberikan sebaiknya masih lengkap dengan semut-semut merahnya. Sebab pelatuk juga menyukai semut-semut, khususnya semut rangrang, sebagai makanannya. Untuk menjaga kondisi burung agar tetap fit dan selalu sehat, kroto bisa ditaburi terlebih dulu dengan BirdVit.
Aktivitas mandi sebenarnya jarang dilakukan burung pelatuk di alam liar. Namun untuk pemeliharaan dalam sangkar, Anda bisa memandikannya dengan cara disemprot menggunakan hand sprayer, dengan setelan halus setiap pagi hari.
Yang perlu diperhatikan adalah air minumnya. Sebab burung pelatuk sering mengotori air minumnya. Bahkan beberapa burung pelatuk memiliki kebiasaan unik. Misalnya, sebelum makan voer, mereka akan mencelupkan dulu bahan pakan tersebut ke dalam wadah air minum. Entah apa tujuannya, mungkin agar voer lebih mudah dicerna. Karena itu, beberapa kicaumania lebih senang memberikan voer ayam yang ditumbuk halus.
Karena di dalam sangkar terdapat batang pohon, tentu sangkarnya menjadi lebih cepat kotor, terutama oleh bubuk dari bekas patukan batang pohon tersebut. Karena itu, setiap hari sangkar harus selalu dibersihkan.
Karena serpihan kayu ini mudah mengundang tungau, maka anjuran desinfektan sangkar yang pada burung kicauan lain cukup dilakukan seminggu sekali, pada burung pelatuk perlu dilakukan 2-3 kali seminggu. Anda bisa menggunakan desinfektan khusus burung, yaitu FreshAves, yang aman bagi burung maupun manusia.
Pelatuk bukanlah burung yang bisa meniru suara burung lain. Kemampuan mereka sangat terbatas. Burung ini dicari justru untuk menemani dan mengisi burung peliharaan lainnya seperti murai batu, kacer dan cucak hijau.

1 komentar: