7 Hal penting dalam perawatan dan penangkaran lovebird
Burung lovebird, baik dari jenis kacamata maupun non-kacamata, secara umum terkenal tahan banting alias tahan terhadap berbagai kondisi, serta relatif tidak mudah terkena penyakit. Namun, adakah makhluk hidup yang benar-benar terbebas dari penyakit? Bahkan tanaman pun bisa terkena penyakit. Jika kita mengabaikan perawatan, baik untuk burung lomba, hiburan di rumah, maupun burung dalam penangkaran, maka kondisi yang semula aman bisa menjadi sebaliknya. Kali ini, Om Kicau akan membahas tujuh hal penting dalam perawatan dan penangkaran lovebird.
—
Langsung saja kita kupas satu persatu dari tujuh hal penting dalam perawatan dan penangkaran lovebird, yang jika diabaikan akan mempengaruhi kondisi kesehatan, psikis, dan mental burung :
1. Permasalahan terkait kekurangan vitamin A
Semua nutrisi atau zat gizi dalam pakan sangat penting bagi burung, apapun jenis burungnya. Bahkan lemak, yang kerap dihindari karena bisa berakibat kegemukan, juga tetap penting. Tanpa lemak, burung pasti akan kurus. Lemak akan disimpan di bawah kulit, sebagai cadangan energi jika burung sewaktu-waktu kekurangan karbohidrat. Yang menjadi persoalan, bagaimana mengatur pakan agar kandungan lemaknya tidak berlebihan.
Secara umum, nutrisi terdiri atas energi metabolisme (kalori), karbohidrat, lemak dan asam lemak, protein dan asam amino, serat kasar, berbagai jenis vitamin, dan aneka mineral. Hampir semua nutrisi biasanya sudah terkandung dalam pakan bijian yang biasa dikonsumsi lovebird, meski vitamin dan mineral belum tentu cukup karena ragamnya sangat banyak.
Vitamin dan mineral banyak terdapat dalam sayuran dan buah-buahan yang menjadi extra fooding (EF) bagi lovebird, sekaligus untuk menutup lubang-lubang kekurangan jenis vitamin dan jenis mineral tertentu. Tapi, seperti ditulis dalam beberapa artikel terdahulu, ada dua jenis vitamin yang perlu diwaspadai kecukupannya, yaitu vitamin A dan vitamin D. Sedangkan mineral yang perlu diwaspadai adalah kalsium (Ca).
Berdasarkan berbagai hasil penelitian, sebagian besar burung peliharaan selalu kekurangan vitamin A dan D, serta mineral kalsium (silakan cek artikelnya di sini). Padahal, burung sudah mendapat pakan utama maupun pakan tambahan yang pasti juga mengandung vitamin dan mineral, meski kecukupannya belum terjamin.
Nah, kasus defisiensi yang paling sering terjadi pada lovebird adalah kekurangan vitamin A. Dampaknya, kulit burung menjadi kering, bersisik, dan mudah mengalami iritasi. Bahkan, jika defisiensi vitamin A terlalu parah, iritasi bisa terjadi terus-menerus akibat kulit terasa gatal atau kering sehingga burung mengatasinya dengan mencabuti bulu-bulu di lokasi kulit yang mengalami iritasi tersebut.
Jika dibiarkan tanpa tindakan, maka kondisi ini bisa membuat lovebird memiliki kebiasaan buruk, yaitu terus mencabuti bulunya karena merasa “nyaman” dengan kondisi ini. Akibatnya bisa ditebak, bulu-bulu akan sulit tumbuh kembali, bahkan untuk waktu yang sangat lama.
Dampak ikutan lainnya adalah melemahnya sistem kekebalan tubuh burung, karena lapisan pelindung bulu-bulu halus dan lendir mudah masuk ke saluran pernafasan. Burung pun menjadi lebih rentan tertular infeksi virus dan bakteri, dan bisa berujung pada pneumonia.
Pada kasus yang parah, burung mengalami disfungsi hati yang ditandai dengan melunaknya komposisi keratin pada paruh, kuku, serta permukaan paruh atau kuku. Akibatnya, paruh dan kuku menjadi bersisik, kasar, dan retak-retak. Terkadang paruh akan tumbuh terus hingga menumpuk, sehingga diperlukan pemotongan secara terus-menerus.
—
Karena itu, pemberian pakan dengan nutrisi cukup dan seimbang menjadi salah satu unsur penting dalam perawatan burung paruh bengkok, khususnya lovebird. Tanpa mengesampingkan vitamin lain, nampaknya pemberian pakan yang kaya vitamin A harus selalu diperhatikan.
Kebutuhan vitamin A bisa didapatkan melalui pemberian buah-buahan berwarna merah, oranye, dan kuning. Bisa juga dengan memberikan sayuran yang memiliki warna hijau gelap, serta minyak ikan.
Untuk mengatasi burung yang kekurangan vitamin A, misalnya dengan gejala klinis sering mencabuti bulunya, maka bisa dilakukan penyuntikan vitamin A secara langsung melalui kulitnya. Namun, jujur saja, metode yang biasa dilakukan di negara Barat ini mungkin dianggap belum lazim di Indonesia. Hal ini seperti vaksinasi pada burung yang masih dianggap “aneh” di negeri ini.
Solusi lain adalah rutin memberikan asupan vitamin dari luar (maksudnya selain dari pakan utama dan pakan tambahan), yang bisa diberikan 3 – 5 kali seminggu. Ada produk multivitamin yang berbentuk cair, serta ada pula yang berbentuk tepung. BirdVit, misalnya, tersedia dalam bentuk cair dan tepung (powder). Tak hanya menyelamatkan burung dari kekurangan vitamin A, tetapi juga semua vitamin lainnya.
2. Permasalahan terkait kekurangan kalsium
Melanjutkan uraian dalam poin pertama, sebagian besar burung peliharaan juga kekurangan mineral kalsium (Ca). Persentasenya cukup mencemaskan, karena hasil penelitian menunjukkan 98% burung peliharaan, baik burung lomba, burung rumahan, maupun burung dalam penangkaran, mengalami kekurangan mineral yang sangat penting ini. Artinya, dari 100 ekor burung yang kita pelihara, hanya dua ekor yang tidak mengalami defisiensi kalsium.
Kalsium memiliki keterkaitan erat dengan vitamin D ( kalsiferol). Sumber vitamin D dari bahan pangan antara lain telur, kedelai, dan beberapa jenis ikan seperti salmon dan tuna. Selain itu, vitamin D juga dapat diproduksi secara alami oleh tubuh makhluk hidup ketika terkena sinar matahari, khususnya pada pagi hari.
Jika lovebird kekurangan vitamin D, maka tubuhnya tidak dapat menyerap kalsium secara sempurna, meski pakan yang dikonsumsinya sudah mengandung cukup kalsium. Akibatnya, dalam jangka panjang, burung bisa mengalami gangguan pada tulang dan otot, serta memicu terjadinya egg binding induk betina.
Pada lovebird, kasus defisiensi kalsium sering terjadi pada induk betina yang over-produksi, dan kandangnya tidak pernah mendapatkan kecukupan sinar matahari. Karena itu, bagi para penangkar, sebaiknya kandang diatur posisinya sedemikian rupa sehingga setiap pagi bisa terkena sinar matahari.
Demikian pula bagi lovebird yang sering dilombakan maupun sekadar penghibur di rumah, seyogianya dijemur setiap pagi. Banyak sekali manfaat penjemuran burung di pagi hari, seperti pernah diuraikan dalam artikel di sini,
Pemberian suplemen yang mengandung kalsium bisa mengatasi berbagai gangguan kesehatan tersebut. Akan lebih baik lagi jika kalsium disajikan dengan kombinasi vitamin D. Sebab, percuma memberikan kalsium kalau burung kekurangan vitamin D, karena tubuh tak bisa menyerap kalsium secara sempurna.
Melalui kajian inilah, Om Kicau sengaja mendesain salah satu produk unggulannya, BirdMineral, yang tidak hanya sekadar mengoleksi berbagai mineral penting, tetapi juga menambahkan pula vitamin D3 dan vitamin B12. Hampir semua mineral esensial terkandung dalam BirdMineral, mulai dari kalsium (Ca), fosfor (P), seng (Zn), zat besi (Fe), mangaan (Mn), cuprum (Cu), magnesium (Mg), kalium (K), dan sebagainya.
3. Permasalahan dalam pengembangbiakan / penangkaran
Lovebird yang sering ditangkarkan segaris atau sejalur (inbreeding) selama beberapa generasi akan selalu mengalami kondisi kesehatan yang buruk, karena gen mereka menjadi tidak beragam. Jika inbreedingtersebut dilanjutkan, dan burung sedang mengalami gangguan pada hati, maka generasi ketiga akan memiliki masalah hati yang jauh lebih parah. Tidak jarang keturunannya mengalami kelumpuhan, cacat, hingga kematian.
Demikian pula dengan burung betina yang terus-menerus dituntut untuk berproduksi, pasti akan menderita karena sumber daya dalam tubuhnya sangat terkuras. Jika tidak diberi kesempatan untuk beristirahat untuk memulihkan staminanya, maka burung malah akan kehilangan kesuburan(fertility) dan mudah sakit.
Karena itu, meski permintaan pasar sedang meningkat, sebaiknya burung betina yang sudah berproduksi 4 periode berturut-turut perlu diistirahatkan sejenak, sekitar 1 bulan, agar staminanya bisa pulih.
4. Permasalahan terkait polusi udara, racun, dan bahan kimia.
Sangkar yang digantung terlalu dekat dengan jalan raya yang padat kendaraan sangat tidak baik untuk kesehatan burung. Begitu juga burung yang diletakkan dalam satu ruangan dengan tempat memasak atau perapian.
Asap knalpot. asap dari perapian, juga asap pembakaran sampah, mudah membuat burung mengalami keracunan dalam saluran pernafasannya, bahkan bisa menyebabkan kematian. Udara berdebu pun dapat mengakibatkan gangguan pernafasan, dan berujung pada penyakit pernafasan.
5. Permasalahan terkait kondisi sangkar yang kotor
Kondisi sangkar / kandang yang tidak higienis merupakan tempat berkembangbiak bibit penyakit, mulai dari virus, bakteri, jamur, dan parasit seperti tungau dan cacing.
Begitu juga kandang yang beralas tanah atau kandang yang diletakkan di luar ruangan mudah menjadi tempat berbiak bakteri dan cacing parasit. Bibit penyakit ini bisa menjadi agen penyakit melalui kotoran dan sewaktu burung bersolek / didis, jika kandang di luar ruangan dibiarkan dalam kondisis terbuka tanpa atap pelindung.
Genangan bekas air minum yang tumpah atau wadah pakan yang kotor dengan mudah menarik jamur dan bakteri untuk berkembang biak. Begitu pun dengan kotak sarang yang kotor, yang terbuat dari kayu, dapat menarik perhatian tungau.
Tanda-tanda lovebird yang positif terkena tungau antara lain sering menggaruk serta mengalami gangguan keseimbangan, karena tungau juga mengakses bukaan (cuping) telinga.
Karena itu, menjadi kewajiban bagi setiap penangkar dan pemilik burung untuk selalu menjaga kebersihan kandang / sangkar, kotak sarang, serta wadah pakan dan air minum. Idealnya, kandang / sangkar dan semua aksesoris di dalamnya dibersihkan sehari sekali. Jika tidak sempat, bolehlah dua hari sekali.
Lebih afdol lagi, setiap minggu sekali, kandang / sangkar dan aksesorisnya disucihamakan dengan disemprot menggunakan desinfektan khusus burung, misalnya FreshAves. Produk ini aman bagi burung maupun bagi manusia yang menyemprotnya, dan sudah digunakan oleh peternak dan penggemar burung kicauan di seluruh Indonesia.
6. Permasalahan terkait kandang yang terlalu sempit
Pengertian kandang yang terlalu sempit bisa karena ukurannya kecil, atau kandang koloni ukuran besar tetapi dihuni sejumlah burung yang melebihi kapasitasnya.
Jumlah burung yang terlalu banyak dalam kandang koloni akan mengakibatkan burung mudah mengalami stres tingkat tinggi, dan gampang memicu kerusuhan dan pertikaian antarburung, sekalipun mereka dikenal sebagai burung sosial alias burung koloni.
—
7. Permasalahan terkait kenyamanan dan perlindungan kandang.
Perlindungan yang kurang memadai dalam kandang penangkaran maupun kandang aviary dapat menjadikan loveburd rentan terhadap kondisi cuaca. Misalnya, burung menggigil pada malam hari, saat turun hujan, atau saat berembus angin kencang, akibat kandang tidak terlindungi secara maksimal. Jika dibiarkan, dalam waktu tak lama burung pasti akan mengalami gangguan pernafasan.
Untuk burung yang ditempatkan dalam ruangan, sebisa mungkin dijauhkan dari ruangan ber AC. Selain itu, kandang perlu dilengkapi dengan lampu sebagai penghangat. Lebih baik lagi jika menggunakan lampu ultra violet (UV) yang kini makin banyak digunakan para penangkar burung.
Adapun untuk burung yang ditempatkan di luar ruangan, maka kotak sarang diletakkan agak tersembunyi agar burung tidak terlalu terpengaruh suhu udara di luar. Lampu penghangat juga harus dipasang. Sebab, tanpa pencahayaan buatan, burung akan lebih sering masuk ke kotak sarangnya untuk menghindari udara dingin. Hal ini bisa membuat burung kurang aktif. Aktifitas makan pun menjadi berkurang.
Lovebird jenis kacamata maupun non-kacamata memiliki kaki yang berdaging, yang membawa suplai darah lebih berat daripada jenis burung lain yang seukuran. Karena itulah, setiap cedera yang menimpa kakinya bisa berpotensi mengancam nyawa.
Karena itu, Anda mesti lebih sering mengontrol kondisi burung di dalam kandang, memeriksa kawat-kawat yang berfungsi sebagai pelindung burung dari udara luar, apakah terdapat kawat berkarat, rusak, atau ada bekas paku pada rangka kandang yang bisa membuat burung cedera.