Penanganan burung drop akibat telantar ditinggal pergi, mudik Lebaran dll
Karena ditinggal mudik Lebaran dengan kondisi air minum yang minim bahkan sampai kering, burung kapas tembak (KT) Om Sugiono di Dharmasraya – Sumatera Barat, jatuh sakit. Tidak sempat tertangani dengan cepat, akhirnya burung kejang-kejang dan mati. Informasi yang saya terima melalui SMS ini menggerakkan saya untuk menulis artikel tentang penanganan burung drop akibat ditinggal mudik Lebaran.
Kondisi burung drop akibat ditinggal terlalu lama, biasanya adalah karena faktor:
1. Kekurangan / kehabisan air.
2. Kekurangan makanan.
3. Burung mengonsumsi air atau makanan berjamur.
4. Tempat sangat terbuka atau tempat yang terterpa angin secara terus-menerus.
5. Ruangan pengap dan lembab yang menyebabkan tumbuhnya jamur secara cepat dan menyebarkan spora yang terhirup pula oleh burung.
6. Burung panik pada malam hari dan gerabakan karena ada tikus, kondisi gelap yang tiba-tiba dan sebagainya, tanpa ada pertolongan secara cepat.
Baik, sekarang kita bicarakan masing-masing akibat dari kondisi di atas.
1. Kekurangan / kehabisan air.
Ketiadaan air bagi burung dalam waktu relatif lama, tentu menyebabkan kematian, baik karena dehidrasi ataupun karena burung tidak bisa mencerna makanan secara sempurna. Jika burung ditemukan masih dalam kondisi sakit dan tidak mati, maka segera lakukan pertolongan pertama dengan menyediakan air yang dicampur dengan gula dan garam secukupnya.
Fungsi air gula dan garam adalah memberikan suplai tenaga dan mineral secara cepat.
Untuk satu gelas air minum manusia ukuran normal (sekitar 200 ml) bisa diberikan gula pasir 3/4 sendok teh dan garam setara 3-4 pentol korek api.
Jika burung sudah tidak kuat minum sendiri, mau tidak mau harus dibantu dengan cara kita menetes-neteskan larutan gula dan garam di atas paruh tanpa kita memegang burung. Teteskan dengan sabar dan telaten hingga ada air yang masuk ke dalam paruh burung dalam jumlah yang cukup saat burung mengecap-ngecap karena ada air yang sekitar paruhnya.
Dalam waktu yang tidak lama, jika burung sudah kemasukan larutan gula dan garam, biasanya dia akan punya tenaga untuk bisa minum sendiri.
Jika burung dalam kondisi benar-benar drop sampai tidak kuat hanya untuk sekadar mengcepap-ngcepa air, maka tidak ada jalan lain selain Anda harus memegang burung dan memberikan air langsung ke paruh burung. Harap hati-hati dalam memegang dan memasukkan cairan apapun ke dalam paruh burung dalam kondisi dipegang.
Silakan cek lagi artikel ini: Burung bisa mati mendadak jika tertekan di bagian dada.
Serak akibat radang karena kekurangan air
Kondisi kekurangan air pada burung juga bisa menyebabkan peradangan pada tenggorokan burung dan membuat burung serak.
Jika peradangan belum terlalu parah, maka begitu burung banyak mengonsumsi air, serak akan segera hilang. Namun jika peradangan sudah parah, biasanya burung juga akan terlihat lesu dan nyekukruk. Hal itu disebabkan karena peradangan sudah dibarengi dengan terjadinya infeksi.
Untuk kondisi seperti ini, jangan sekali-kali burung dimandikan atau dijemur. Letakkan saja di sangkar yang dikerodong atau diberi lampu penghangat di dalamnya. Untuk penyembuhan infeksi, Anda bisa gunakan antibiotik khusus saluran pernafasan atas. Dalam hal ini Anda bisa menggunakan, misalnya, BirdTwitter.
2. Kekurangan makanan
Akibat dari burung yang kekurangan makanan hampir sama dengan kondisi kekurangan air, namun biasanya akibat buruknya lebih cepat pada burung kekurangan air.
Burung yang kekurangan makan biasanya menjadi lemas dan tentu saja mudah terserang berbagai penyakit.
Untuk penanganan burung drop akibat kekurangan makanan, sama dengan penanganan pada burung yang kekurangan air, yakni memberikan larutan gula dan garam agar burung bisa segera mendapatkan kekuatan/energi dan mineral.
Ada sejumlah burung yang kelaparan sampai suka mengais-ngais sisa makanan yang jatuh bertebaran di dasar sangkar jika dasar sangkar bisa dicapai dengan ujung paruhnya. Hal ini tentu tidak baik bagi kesehatan burung karena makanan sudah basi dan tercampur dengan kotoran.
Akibat umum dari burung yang makan makanan bercampur kotoran atau mikroba yang tumbuh di kotoran adalah terjadinya infeksi di saluran pencernaan burung. Tanda-tandanya secara umum adalah burung terlihat lesu dan beraknya berubah warna atau bercampur air. Lihat misalnya referensi tentang perubahan fases/kotoran burung sebagai pertanda penyakit pada tabel di tulisan Pengenalan penyakit berdasar kondisi fases.
Burung yang terinfeksi mikroba pada saluran pencernaan juga jangan dimandijemurkan. Gantang di sangkar yang berkerodong dan diberi lampu penghangat. Untuk penyembuhan infeksi saluran pencernaan, Anda bisa gunakan antibiotik khusus saluran pencernaan, misalnya BirdBlown.
3. Burung mengonsumsi air atau makanan berjamur
Makanan dan minuman yang lama tidak diganti, tentu menjadi media yang bagus untuk pertumbuhan jamur dan mikroba lainnya. Hal ini menyebabkan terjadinya gangguan pada saluran pernafasan atas maupun saluran pencernaan.
Dalam konteks burung yang drop atau sakit akibat mengonsumsi makanan dan atau minuman berjamur, maka perlu dilihat kondisinya secara umum. Penanganan secara umum bisa Anda lihat penjelasan pada poin 1 dan 2 di atas.
4. Tempat sangat terbuka atau tempat yang terterpa angin secara terus-menerus
Terpaan angin secara langsung khususnya pada malam hari bisa menyebabkan daya tahan tubuh burung menurun. Biasanya hal ini disebabkan suplai panas yang dihasilkan tubuh hanya cukup untuk menghangatkan bagian tubuh yang terterpa angin dingin dan kurang untuk menyuplai panas pada organ tubuh lain.
Jika daya tahan tubuh burung drop, maka berbagai penyakit bisa menyerang dengan mudah.
Sama dengan poin nomer 3, Anda perlu melihat kondisi secara umum dan melakukan penanganan standar burung sebagaimana saya sampaikan pada poin 1 dan 2.
5. Ruangan pengap dan lembab yang menyebabkan tumbuhnya jamur secara cepat dan menyebarkan spora yang terhirup pula oleh burung
Ruangan yang pengap dan lembab sangat kondusif bagi pertumbuhan jamur dan mikroba lainnya. Hal ini bisa mempengaruhi kesehatan burung, khususnya burung-burung yang kondisi daya tahan tubuhnya melemah. Burung bisa jatuh sakit. Silakan cek lagi poin 3 di atas.
6. Burung panik pada malam hari dan gerabakan karena ada tikus, kondisi gelap yang tiba-tiba dan sebagainya, tanpa ada pertolongan secara cepat
Jika Anda menemukan burung Anda dalam kondisi bulu bertebaran di sangkar dan apalagi terlihat ada tanda-tanda bekas luka di bagian paruh, maka kemungkinan besar burung Anda pernah gerabakan pada suatu saat ketika Anda tinggal pergi.
Burung yang demikian biasanya kondisinya drop karena burung stres.
Penanganan yang perlu Anda ambil adalah memindahkan burung ke ruangan yang terang dan jauhkan dari kemungkinan gangguan, baik dari hewan atau manusia. Anda bisa memberikan suplai multivitamin, misalnya BirdVit, untuk mempercepat pemulihan dari kondisi stres.
Cek juga kemungkinan burung terluka pada bagian paruh, kaki, sayap atau berdarah karena ada bulu yang tercerabut paksa. Jika terdapat luka, bisa Anda oleskan antiseptik atau obat antijamur atau antiinfeksi. Contohnya, Anda bisa menggunakan BirdCream.
Pastikan juga burung tidak terkilir atau mengalami patah tulang. Jika ada terlihat bengkak karena terkilir, silakan cek lagi artikel ini: Cara tepat penanganan burung bengkak karena terkilir.
Jika terlihat banyak bulu yang tercerabut, maka pastikan apakah ada bulu-bulu yang patah. Jika patahan yang tersisa di bagian tubuh masih ada sekitar 0,5 cm maka biarkan saja. Jika sisa patahan yang tersisa rata dengan kulit, artinya akan membuat bulu tersebit relatif sulit lepas/dilepaskan paksa sendiri oleh burung ketika masa mabung nanti, maka Anda bisa mencabutnya dengan bantuan pinset atau penjepit lain ketika mencabutnya.
Pastikan, sebelum Anda mencabut patahan bulu yang tertinggal tersebut, tempelkan es batu sekitar 1 menit pada bagian itu agar burung tidak merasa kesakitan saat pencabutan dan tidak keluar darah. Jika keluar darah, pastikan segera Anda bersihkan dan olesi dengan BirdCream atau antiseptik lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar