MENJINAKKAN BURUNG GIRAS/LIAR
Berikut ini tips dari saya
berdasar pengalaman selama ini, baik pengalaman pribadi maupun pengalaman
teman-teman penghobi burung lain.
1. Dimulai sejak awal
Untuk melatih burung agar tidak demam panggung,
Anda harus melatihnya sejak awal.
Jika itu burung tangkapan hutan, Anda harus
benar-benar sudah menjinakkannya terlebih dahulu. Jinak di sini artinya adalah
tidak takut dengan manusia dan bukan berarti cuma diam atau mendekat ketika
tangan kita masuk ke sangkar. Sebab, banyak burung yang sudah tidak takut
manusia sejak lahir (seperti kebanyakan burung hasil tangkaran) tetapi tetap
tidak jinak dalam arti mudah ditangkap ketika di dalam sangkar.
Sebelum burung Anda bebas dari rasa takut kepada
manusia, jangan berharap burung mau berkicau apalagi gacor. Jadi untuk burung
tangkapan hutan, Anda tidak perlu pusing-pusing dengan masalah ekor yang rusak
atau paruh yang luka dan sebagainya. Yang penting dijinakkan dulu.
Kalau Anda berpikir “jinaknya nanti saja yang
penting bunyi dulu”, maka Anda akan cenderung menyimpan burung bakalan hutan di
tempat sepi dengan harapan dia mau bunyi. Oke, burung mungkin bisa segera
bunyi, tetapi akan segera membisu ketika orang datang. Lama-lama memang akan
tetap bunyi ketika orang datang, tetapi pasti akan tetap gerabakan ketika
sangkar diturunkan atau burung digantang di halaman rumah yang banyak orang
berlalu lalang.
Untuk itu, biasakan burung “selalu berada
di keramaian” atau tempat orang berlalu-lalang.
Kalau Anda khawatir burung “babak bundhas” penuh
luka karena menabrak-nabrak jeruji sangkar, gampang saja caranya untuk mencegah
hal itu. Bagaimana? Cari kain dari kaos yang transparan dan dibikin sebagai
kerodong dengan ukuran yang span (tepat/pas) melingkari seluruh bagian sangkar
mulai dari tengah (tangkringan) sampai ke sisi atas dan juga bagian atas
sangkar.
Dengan kerodong model seperti itu, meski burung
gerabakan, maka dia tidak akan terluka pada bagian pangkal paruhnya. Sedangkan
kerusakan bulu juga bisa diminimalisasi.
Saya dulu malah lebih ekstrem, yakni dengan cara
membalut semua bagian sangkar atas dengan plastik mika tipis dengan cara saya
jahit bagian-bagian tertentu agar menempel tepat di sangkar.
Dengan balutan plastik mika yang ketat ke sangkar
ini, disertai cara-cara menjinakkan burung yang saya sebutkan di artikel Cara menjinakkan burung, maka hanya dalam waktu 2
pekan burung anis merah atau anis kembang tangkapan hutan biasanya sudah tidak
gerabakan ketika didekati orang. Hanya dalam waktu sebulan, burung yang semula
giras, sudah mau angkat bunyi. Coba saja terapkan dengan konsisten, Anda akan
melihat sendiri hasilnya.
2. Jaga konsistensi (konsisten
ditempatkan di area lalu lalang orang)
Burung yang awalnya jinak atau tidak takut orang,
jika terlalu lama disimpan di tempat sepi atau hanya sesekali ditempatkan di
keramaian, akan menjadi liar kembali. Hal ini banyak terjadi pada burung anis
merah.
Burung anis merah trotol yang sudah tidak
gerabakan ketika tangan kita masuk ke sangkar, atau karena memang dipelihara
sejak burung masih diloloh/disuapi manusia, akan menjadi liar atau mudah takut
orang jika sering ditempatkan di tempat sepi. Oleh karena itu, Anda harus
konsisten meletakkan sangkar burung di lingkungan yang banyak lalu lalang
orang.
Jika rumah Anda pada dasarnya sepi, maka Anda
perlu menyempatkan diri secara rutin membawa burung itu ke keramaian. Bisa
diajak ke rumah tetangga atau ke rumah teman ketika Anda berkunjung untuk
sekadar bersilaturahmi. Yang penting, burung terbiasa juga untuk dibawa
kemana-mana.
Bisa juga ketika Anda melombakan burung atau
nonton lomba burung, burung Anda yang “belum jadi” atau sedang dalam “masa
pelatihan” dibawa serta ke lingkungan lomba, untuk sekadar di gantang di
lingkungan lomba yang tentu saja ramai orang.
Intinya, dilatih secara konsisten bagaimanapun
caranya dan Anda (atau minta bantuan teman) perlu menyempatkan diri.
3. Ikutkan latihan secara berkala dan
terukur
Kalau burung Anda sudah jinak dan gacor
tetapi selalu saja membisu ketika berada di arena lomba, maka Anda harus terus
melatihnya dengan mengikutkan pada latihan rutin di tempat Anda.
Hanya saja perlu saya tekankan, jangan pernah
mengikutkan burung dalam latihan dengan banyak lawan dan penonton kalau kondisi
fisik burung tidak benar-benar siap. Bukannya bebas demam panggung yang didapat
burung tetapi burung drop mental yang kita dulang. Untuk menjaga kondisi fit,
tentu saja lakukan perawatan yang baik dan konsisten, serta jaga vitalitasnya
dengan produk
yang teruji, hehehe.
Jika burung tidak dalam kondisi fit, cukup Anda
bawa saja ke sana untuk digantang di luar arena. Yang panting dia terbiasa
dengan keramaian orang.
Ya, tidak ada makan siang gratis. Burung
bagus tidak akan kita dapat secara untung-untungan. Burung bagus ada harganya.
Harga dalam bentuk uang, tenaga, waktu dan pikiran. Percayalah.
Dalam menelusuri berbagai artiel yang ada disini saya menemukan artikel yang menarik dan berguna bagi saya, blog yang ramai pengunjung seperti situs forum pertanian yang bermanfaat? salam sukses
BalasHapus