Menangani kroto yang masih agak basah
Idealnya, kroto yang dibeli
harus dalam kondisi kering, segar, dan bersih. Namun, dalam kenyataan,
kondisi seperti itu tidak selalu mudah ditemui, apalagi pada saat musim
hujan. Di luar musim hujan pun, terkadang kita masih menjumpai kroto
yang kondisinya masih agak basah, terutama hasil tangkapan alam yang
sering terkena embun dan udara lembab. Apakah kroto agak basah masih
bisa dibeli? Amankah untuk burung?
Karena itu, syarat ideal membeli kroto adalah harus dalam kondisi kering, segar, dan bersih. Kroto yang kering memiliki daya simpan yang lebih lama daripada kroto agak basah maupun basah. Selain itu, jika mau diawetkan, prosesnya juga lebih mudah.
Tidak semua pedagang menjual kroto dalam kondisi bersih, karena tidak sedikit yang membiarkan kroto apa adanya, sehingga masih banyak induk semut rangrang dan beberapa anakan semut yang sudah mati.
Bahkan ada juga yang dalam kondisi agak basah maupun basah. Prinsip pedagang itu sederhana saja. Ketika stok ideal tidak ada, maka KW 2 dan KW 3 pun tidak masalah. Apalagi dalam kondisi terpaksa, banyak juga penggemar burung yang membelinya.
Hanya kroto yang tidak basi saja yang boleh dibeli. Bagaimana jika tidak basi, namun kondisinya agak basah? Tidak masalah, meski butuh penanganan tertentu sebelum diberikan kepada burung. Sebab, basahnya kroto ini dipastikan bukan dari pelumeran kroto oleh bakteri dan jamur, tetapi karena kondisi lain seperti terlalu banyak menyerap embun atau terkena hujan di alam.
Kasus kroto agak basah dan basah, namun tidak basi, memang lebih sering terjadi pada kroto hasil tangkapan alam. Sedangkan kroto hasil budidaya semut rangrang cenderung kering, sebab budidaya dilakukan di dalam rumah, atau di luar rumah dalam naungan atap.
Memproses kroto agak basah
Sebelum diberikan kepada burung, kroto yang agak basah perlu mendapat perlakuan / penanganan maksimal. Selain bermanfaat mengamankan kesehatan burung, juga bisa memperpanjang umur simpan kroto.
Berikit ini proses penanganan kroto agak basah :
Bagaimana jika kroto dalam kondisi basah? Caranya sama seperti kroto agak basah. Hanya saja, Anda membeli dalam jumlah secukupnya saja, setidaknya bisa digunakan untuk burung pada 1-2 hari.
—
Kroto memang menjadi salah satu extra fooding
(EF) wajib bagi beberapa jenis burung pengicau. Dia menjadi salah satu
faktor penentu dalam menggacorkan burung. Namun, kalau kroto yang
diberikan sudah tidak segar lagi dan beraroma basi, bukan kegacoran yang
didapat, melainkan penyakit yang berkaitan dengan saluran percernaan
seperti mencret (diare) dan kembung.Karena itu, syarat ideal membeli kroto adalah harus dalam kondisi kering, segar, dan bersih. Kroto yang kering memiliki daya simpan yang lebih lama daripada kroto agak basah maupun basah. Selain itu, jika mau diawetkan, prosesnya juga lebih mudah.
Tidak semua pedagang menjual kroto dalam kondisi bersih, karena tidak sedikit yang membiarkan kroto apa adanya, sehingga masih banyak induk semut rangrang dan beberapa anakan semut yang sudah mati.
Bahkan ada juga yang dalam kondisi agak basah maupun basah. Prinsip pedagang itu sederhana saja. Ketika stok ideal tidak ada, maka KW 2 dan KW 3 pun tidak masalah. Apalagi dalam kondisi terpaksa, banyak juga penggemar burung yang membelinya.
—
Demi keamanan burung, pastikan mencium aroma kroto dalam kondisi
apapun, baik yang kering dan apalagi yang agak basah maupun basah. Jika
mencium aroma basi, Anda harus segera pergi ke toko / kios lain. Kalau
semua toko kondisinya sama, untuk sementara waktu Anda bisa menggunakan
pakan alternatif seperti pernah dijelaskan Om Kicau di sini atau di sini (meski dua artikel ini terkait tledekan dan ciblek, bisa diterapkan pula untuk jenis burung kicauan lainnya).Hanya kroto yang tidak basi saja yang boleh dibeli. Bagaimana jika tidak basi, namun kondisinya agak basah? Tidak masalah, meski butuh penanganan tertentu sebelum diberikan kepada burung. Sebab, basahnya kroto ini dipastikan bukan dari pelumeran kroto oleh bakteri dan jamur, tetapi karena kondisi lain seperti terlalu banyak menyerap embun atau terkena hujan di alam.
Kasus kroto agak basah dan basah, namun tidak basi, memang lebih sering terjadi pada kroto hasil tangkapan alam. Sedangkan kroto hasil budidaya semut rangrang cenderung kering, sebab budidaya dilakukan di dalam rumah, atau di luar rumah dalam naungan atap.
Memproses kroto agak basah
Sebelum diberikan kepada burung, kroto yang agak basah perlu mendapat perlakuan / penanganan maksimal. Selain bermanfaat mengamankan kesehatan burung, juga bisa memperpanjang umur simpan kroto.
Berikit ini proses penanganan kroto agak basah :
- Apabila pedagang menjual kroto dalam kondisi apa adanya, Anda perlu membersihkan dulu induk semut rangrang yang menyertainya.
- Cara membersihkan semut rangrang bisa menggunakan handuk yang permukaannya agak kasar. Handuk digelar, kroto ditumpahkan di atasnya, kemudian diratakan ke seluruh permukaan handuk. Tunggu beberapa saat, sampai semut-semut tersangkut pada handuk.
—
- Kibaskan kain handuk di tempat lain, sehingga semut-semut berjatuhan. Ulangi hal tersebut selama beberapa kali, sampai tumpukan kroto bersih dari semut.
- Penggunaan handuk juga bermanfaat untuk menyerap kadar air yang berlebihan pada kroto agak basah, sehingga hasil akhirnya kroto menjadi sedikit lebih kering.
- Tahap selanjutnya adalah membersihkan anakan semut yang mati. Ketika masih ada indukan semut, sebagian kroto menetas menjadi anakan semut dan mati ketika sudah di toko / kios burung. Anakan semut yang mati dapat dibersihkan secara langsung dengan menggunakan pinset maupun sumpit yang dibuat dari bambu kecil.
—
- Jika kroto sudah benar-benar bersih, baru diberikan kepada burung.
- Sisa kroto yang sudah bersih bisa disimpan di kulkas. Namun, agar umur simpan kroto agak basah ini bisa lebih lama, sebaiknya ditaburi voer halus, kemudian dibungkus kertas koran agar kadar airnya bisa terserap.
Bagaimana jika kroto dalam kondisi basah? Caranya sama seperti kroto agak basah. Hanya saja, Anda membeli dalam jumlah secukupnya saja, setidaknya bisa digunakan untuk burung pada 1-2 hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar