Jumat, 05 Juli 2013

mitos seputar murai batu




MITOS DAN ANGGAPAN SALAH SEPUTAR BURUNG MURAI BATU
Mitos adalah cerita masyarakat yang belum tentu benar adanya. Berikut ini adalah beberapa mitos dan anggapan salah seputar burung Murai Batu:
1. Mitos -> Burung yang berbadan besar lebih volume suara lebih besar dan lagunya lebih baik.
BELUM TENTU dan TIDAK BENAR. Karena valume suara dan lagu burung Murai batu tidak hanya di tentukan oleh besarnya fisik badan, tetapi lebih ditentukan oleh organ-organ pendukung utama seperti kapasitas Air Sac (kantung udara) dan kapasitas/kemampuan fleksibility Pita Suara burung.
Umumnya untuk menentukan baik apa tidaknya seekor burung, kita lebih melihat kepada tampilan katuranggannya, seperti:
- Proporsi tubuh yang serasi (seimbang) antara besar tubuh, panjang leher, kaki, kepala dan panjang ekor.
- Struktur paruh. Paruh ukuran sedang, pangkal paruh lebar, paruh panjang dan cenderung lurus memiliki potensi membawakan lagu lebih baik.
- Leher yang padat berisi lebih mendukung untuk volume suara yang ,ebih besar.
- Dada bidang lebar simetris, mendukung untuk sirkulasi pernafasan burung yang lebih baik.
- Sayap simetris mengepit rapat, menandakan burung resposnsif terhadap bunyi.
2. Mitos -> Burung yang berkaki hitam pekat lebih unggul dari segi mental tarungnya.
BELUM TENTU dan TIDAK BENAR. Mental tarung seekor burung Murai batu TIDAK ditentukan dari warna kaki. Mental tarung adalah hasil akumulasi Pola Perawatan + Usia + Pelatihan + Bakat Bawaan (Genetis).
3. Mitos -> Burung yang berkuku belakang belang (Kuku Anjing) bermental payah.
BELUM TENTU dan TIDAK BENAR. Mental tarung seekor burung Murai batu TIDAK ditentukan dari warna kuku. Mental tarung adalah hasil akumulasi Pola Perawatan + Usia + Pelatihan + Bakat Bawaan (Genetis).
4. Mitos -> Burung yang ber-ekor cabang memiliki mental tarung yang tidak stabil.
BELUM TENTU dan TIDAK BENAR. Mental tarung seekor burung Murai batu TIDAK ditentukan dari bentuk ekor. Mental tarung adalah hasil akumulasi Pola Perawatan + Usia + Pelatihan + Bakat Bawaan (Genetis).
5. Mitos -> Burung yang berbulu blorok/slep/albino/lutino atau yang bermutasi warna lainnya, susah untuk di jadikan burung Lomba.
BELUM TENTU dan TIDAK BENAR. Setiap burung Murai Batu memiliki potensi besar, asal kita tahu cara menggalinya. Mental tarung seekor burung Murai batu TIDAK ditentukan dari warna mutasi bulu. Mental tarung adalah hasil akumulasi Pola Perawatan + Usia + Pelatihan + Bakat Bawaan (Genetis).
6. Mitos -> Burung Murai Batu berkepala kotak (berkepala Kodok) lebih cerdas.
BELUM TENTU dan TIDAK BENAR. Kecerdasam seekor burung Murai Batu tidak ditentukan dari bentuk kepala. TAPI ditentukan oleh besarnya volume otak, semakin besar volume otak burung, maka HVC (High Vocal Center) lebih besar. HVC adalah salah satu bagian vital di otak burung menentukan cerdas atau baik apa tidaknya burung tersebut berkicau.
KESIMPULAN: Berkepala lebih besar berpotensi memiliki tengkorak kepala lebih besar. Tengkoral kepala lebih besar, maka berpotensi volume otak lebih besar. Volume otak lebih besar, maka HVC juga lebih besar. HVC LEbih besar, maka burung akan semakin cerdas dan akan berkicau dengan sangat baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar